Warna mata seseorang ditentukan oleh pigmen yang dikenal sebagai melanin. Semakin banyak melanin yang terdapat di iris, semakin gelap varian warna mata. Hampir semua orang memiliki melanin di bagian belakang iris, kecuali mereka yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti albinisme. Walaupun ada warna utama yang sering dijumpai, variasi warnanya sangat bervariasi tergantung jumlah melanin dan struktur iris.
Pada bayi, warna mata mereka belum sepenuhnya terbentuk karena melanin belum sepenuhnya ada di iris. Seiring perkembangan usia, warna mata bayi bisa berubah menjadi lebih gelap hingga mencapai usia tiga tahun. Beberapa orang juga mengalami perubahan varian warna mata seiring bertambahnya usia. Perubahan tersebut pada usia dewasa, meskipun jarang, bisa jadi tanda adanya masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian medis.
Ada pula kondisi langka di mana seseorang memiliki warna mata yang berbeda antara satu mata dengan mata lainnya. Kondisi ini disebut heterochromia, di mana satu mata bisa memiliki warna yang sangat berbeda, baik sedikit maupun sepenuhnya berbeda, pada iris bagian dalam atau tepi.
Varian Warna Mata
Terdapat beberapa warna yang umum dijumpai, di antaranya adalah:
Cokelat
Warna cokelat adalah yang paling umum di dunia, dengan sekitar 79% populasi memiliki warna ini. Warna ini terbentuk karena tingginya konsentrasi melanin di iris mata, yang menyebabkan mata menyerap cahaya panjang dan pendek.
Amber
Mata dengan warna amber memiliki warna solid dengan sedikit sentuhan kuning keemasan. Amber ini mungkin dipengaruhi oleh pigmen kuning bernama lipochrome, yang juga dapat ditemukan pada mata berwarna hijau. Warna amber merupakan salah satu warna alami yang paling langka, ditemukan hanya pada sekitar 5% populasi.
Hazel
Warna hazel adalah kombinasi antara hamburan cahaya dan jumlah melanin yang moderat pada iris bagian depan. Mata hazel sering terlihat berubah-ubah warnanya, seperti cokelat ke hijau atau sebaliknya, terutama saat terpapar sinar matahari. Sekitar 5% orang memiliki mata hazel.
Hijau
Mata hijau diduga berasal dari interaksi beberapa varian genetik, yang telah ada di wilayah Eurasia pada zaman perunggu. Warna mata ini sangat umum di Eropa Utara, Barat, dan Tengah, serta mengandung pigmen kekuningan bernama lipochrome.
Biru
Meski mata biru tidak mengandung pigmen biru, warna ini terbentuk karena rendahnya kandungan melanin pada iris yang menyebabkan cahaya dengan panjang gelombang pendek tersebar. Sekitar 8% hingga 10% populasi dunia memiliki mata biru.
Abu-abu
Seperti mata biru, mata abu-abu juga memiliki lapisan gelap di belakang iris, namun stroma di depan lebih transparan. Mata abu-abu mengandung lebih banyak kolagen pada stromanya, yang menyebabkan cahaya tersebar berbeda sehingga tampil abu-abu. Warna mata abu-abu adalah yang kedua terlangka setelah hijau, hanya dimiliki oleh sekitar 3% orang.
Pengaruh Warna Mata pada Penglihatan
Varian warna mata memang tidak mempengaruhi ketajaman penglihatan, tetapi bisa memengaruhi kenyamanan seseorang saat melihat dalam kondisi tertentu. Orang dengan mata gelap lebih cenderung merasa nyaman di bawah sinar matahari karena iris yang lebih gelap memantulkan lebih sedikit cahaya, mengurangi silau, dan membantu penglihatan yang lebih baik, terutama saat mengemudi di malam hari.
Di sisi lain, orang dengan mata terang cenderung memiliki lebih sedikit melanin, yang memungkinkan lebih banyak cahaya UV masuk ke mata. Hal ini dapat meningkatkan risiko gangguan mata seperti katarak atau degenerasi makula. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk memakai kacamata hitam dengan perlindungan UV.
Meskipun beberapa penelitian menyarankan bahwa warna mata mungkin berhubungan dengan perkembangan miopia, saat ini belum ada bukti ilmiah yang mengonfirmasi hal tersebut. Faktor genetik, lingkungan, dan gaya hidup diyakini lebih berperan dalam perkembangan miopia.