CERITAWARNA.COM – Selama ini, banyak orang mengira bahwa peradaban awal yang memiliki karya seni tertua berasal dari Eropa, terutama Prancis dan Spanyol, yang dikenal dengan gua-gua prasejarahnya seperti Lascaux dan Altamira. Namun, sebuah penemuan luar biasa telah mengubah pandangan dunia tentang asal-usul seni manusia. Ternyata, lukisan gua tertua di dunia ditemukan bukan di Eropa, melainkan di Indonesia, tepatnya di Pulau Sulawesi.

Penemuan yang Mengubah Sejarah

Pada tahun 2014, sebuah tim peneliti internasional yang dipimpin oleh arkeolog dari Griffith University di Australia menemukan lukisan tangan dan hewan di gua-gua kapur di Maros, Sulawesi Selatan. Yang mengejutkan, berdasarkan hasil penanggalan uranium-thorium, lukisan tersebut diperkirakan berusia sekitar 40.000 tahun, menjadikannya salah satu karya seni figuratif tertua yang pernah ditemukan.

Namun penemuan yang lebih mengejutkan muncul pada tahun 2019. Para ilmuwan mengidentifikasi sebuah lukisan gua lainnya di kawasan Leang Bulu’ Sipong 4, masih di wilayah Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan. Lukisan itu menggambarkan adegan perburuan dengan makhluk setengah manusia dan setengah hewan—sebuah bentuk seni naratif yang sangat maju. Lukisan ini diperkirakan berusia sekitar 44.000 tahun, dan menjadi lukisan naratif tertua di dunia yang diketahui hingga saat ini.

Apa yang Dilukis?

Lukisan-lukisan yang ditemukan di gua-gua Sulawesi mencerminkan kehidupan dan kepercayaan manusia purba. Beberapa gambar menampilkan hewan lokal seperti babi rusa (babyrousa) dan anoa, serta cetakan tangan manusia. Yang menarik, banyak dari cetakan tangan ini memiliki jari yang dipendekkan atau diubah bentuknya, yang diduga memiliki makna simbolis atau ritualistik.

Dalam lukisan naratif berusia 44.000 tahun tersebut, tampak sekelompok figur humanoid yang tampaknya sedang berburu hewan besar. Figur-figur ini memiliki ciri khas gabungan antara manusia dan hewan, sebuah bentuk penggambaran spiritual atau mitologis yang disebut “therianthrope”. Ini mengindikasikan bahwa manusia pada masa itu sudah memiliki kemampuan berpikir abstrak dan imajinasi tinggi, serta mungkin telah mengembangkan sistem kepercayaan atau mitologi.

Mengapa Ini Penting?

Penemuan ini sangat penting dalam studi evolusi manusia dan perkembangan budaya. Sebelumnya, banyak ilmuwan percaya bahwa seni figuratif muncul pertama kali di Eropa, sekitar 35.000 tahun yang lalu. Ini juga memperluas pemahaman kita tentang bagaimana manusia pertama kali mengekspresikan diri mereka melalui seni, simbol, dan narasi visual.

Potensi Wisata dan Pendidikan

Sayangnya, meskipun penemuan ini telah mendapat pengakuan internasional, banyak masyarakat Indonesia sendiri yang belum mengetahui bahwa warisan seni tertua dunia ini berada di tanah air mereka sendiri. Padahal, situs-situs gua di Maros dan Pangkep memiliki potensi besar sebagai objek wisata arkeologi dan budaya, yang tidak hanya dapat menarik wisatawan domestik, tetapi juga internasional.

Tantangan Pelestarian

Namun, keberadaan lukisan-lukisan purba ini kini menghadapi tantangan serius. Perubahan iklim, pertambangan, dan pengembangan wilayah berpotensi merusak gua-gua yang menjadi saksi bisu sejarah manusia ini. Oleh karena itu, pelestarian situs-situs ini menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, ilmuwan, dan masyarakat.

Beberapa organisasi konservasi telah mulai bekerja sama dengan pemerintah daerah dan komunitas lokal untuk melindungi dan mempromosikan situs ini. Penggunaan teknologi seperti pemindaian 3D juga mulai diterapkan untuk mendokumentasikan dan mereplikasi lukisan sebelum rusak atau hilang.

Kesimpulan

Penemuan bahwa lukisan tertua di dunia berada di Indonesia bukan hanya kebanggaan nasional, tetapi juga membuka babak baru dalam sejarah seni dan budaya manusia. Temuan ini membuktikan bahwa leluhur kita sudah mampu berpikir secara simbolik dan artistik sejak puluhan ribu tahun yang lalu.

Kini saatnya masyarakat Indonesia mengenal, menghargai, dan melestarikan warisan luar biasa ini. Siapa sangka, di balik dinding-dinding gua yang tersembunyi di hutan Sulawesi, tersimpan jejak awal kreativitas manusia yang mengubah sejarah dunia.