Seni

Lebih dari 300 Ilustrasi dan Sketsa Karya Win Dwi Laksono Mejeng di Bantul, Yuk Intip!

Ceritawarna.com – Dunia seni rupa kembali berdenyut di Yogyakarta! Kali ini, seniman lintas media, Win Dwi Laksono, bersama Win Art Studio, membawa lebih dari 300 karya ilustrasi dan sketsa dalam sebuah pameran tunggal bertajuk “Rindu Masa Lalu”. Pameran ini berlangsung di Equalitera Artspace, Tamantirto, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dari 13 hingga 26 Juli 2025.

Rindu Masa Lalu: Merangkai Memori Lewat Goresan

Dalam konferensi pers menjelang pembukaan, Win menjelaskan bahwa karya-karya yang dipamerkan merupakan hasil kurasi mendalam untuk mewakili tiga sisi utama perjalanan kreatifnya. Mulai dari ilustrasi yang menemani cerita, sketsa yang jadi cetak biru karya tiga dimensi, hingga coretan bebas yang lahir dari gagasan personalnya.

“Melalui pameran ini, saya ingin menggali kembali proses panjang dari satu sketsa sederhana hingga jadi karya rupa yang utuh,” ungkap Win.

Dari Era 1980-an Sampai Hari Ini

Uniknya, semua karya ini lahir dari proses kreatif yang membentang dari tahun 1980 hingga 2024. Jadi, pameran ini bisa dibilang sebagai arsip visual perjalanan seorang seniman yang tak pernah berhenti bereksplorasi. Beberapa di antaranya bahkan menyimpan sentuhan nostalgia dari masa kecil hingga fase pematangan ide.

Ilustrasi yang Bukan Sekadar Pelengkap Cerita

Win juga mengaku banyak terinspirasi dari maestro cerita silat seperti Kho Ping Ho dan SH Mintardja. Ia menjadikan narasi sebagai bahan bakar utama dalam membuat ilustrasi. “Saya tidak sekadar menggambar, saya menterjemahkan cerita menjadi sesuatu yang hidup, seperti komik atau ilustrasi silat yang bisa bicara,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa ilustrasi bukan cuma pemanis visual. Di tangannya, ilustrasi menjadi batu pijakan yang melahirkan patung-patung tiga dimensi yang memadukan unsur nyata dan khayalan. “Dari sketsa lahir dunia plausible impossible, tampaknya mustahil, tapi bisa kita bayangkan,” tambahnya.

Pameran Ramah Disabilitas, Semua Bisa Menikmati!

Satu hal yang bikin pameran ini beda: aksesibilitas. Win dan timnya memastikan bahwa siapa pun bisa menikmati karya seni ini. Di ruang pamer tersedia audio deskripsi untuk beberapa karya, jalur aksesibilitas yang nyaman, bahkan ada patung yang boleh diraba langsung oleh pengunjung.

“Pameran ini dirancang sebagai pengalaman multisensori, jadi bukan cuma dilihat, tapi bisa dirasakan,” ucap Win, menutup dengan senyum.

admin

Recent Posts

Eddy Susanto Menang Kompetisi Lukis UOB

CERITAWARNA.COM - Kompetisi seni lukis tahunan 15th UOB Painting of the Year (Indonesia) yang digelar…

4 hari ago

Slot Gacor Indonesia: Review Game Terbaru yang Bikin Pemain Ketagihan

ceritawarna.com - Dunia slot online Indonesia di tahun 2025 benar-benar sedang di puncak popularitasnya. Setiap…

2 minggu ago

Dari Kanvas ke Digital: Evolusi Ekspresi Seni di Era Modern

Seni selalu menjadi cerminan ​situs judi bola zaman. Dari goresan kuas di atas kanvas hingga…

2 bulan ago

Rahasia Membuat Warna Hitam dari Campuran Warna Lain dengan Mudah!

ceritawarna.com - Kamu mungkin mengira warna hitam hanya bisa didapatkan dari cat hitam yang sudah…

3 bulan ago

Hong Kong Gelar Pameran 2.500 Patung Panda untuk Gaet Wisatawan dan Rayakan Budaya Lokal

ceritawarna.com - Pemerintah Hong Kong bekerja sama dengan para seniman lokal menyelenggarakan pameran unik yang…

3 bulan ago

Apa Itu Festival Songkran di Thailand?

ceritawarna.com - Apa Itu Festival Songkran di Thailand? Ini 10 Faktanya Setiap pertengahan April, Thailand…

3 bulan ago